Jumat, 25 September 2020

Etika Profesi TIK

PERTEMUAN 1  
TINJAUAN UMUM ETIKA 

A.Pengertian Etika

Perkataan Etika atau lazim juga disebut Etik, berasal dari kata yunani yaitu ETHOS 
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku 
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut : 
▪ Drs. O. P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam 
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. 
a;qlaku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat 
ditentukan oleh akal. 

▪ Titik berat etika sebagai suatu ilmu , adalah perbuatan baik atau jahat , susila atau tidak susila 
▪ Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifatnya atau telah mendarah daging , yang disebut akhlak atau budi pekerti Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia Etika memberi manusia orientasi bagaimana dia menjalani kehidupan melalui rangkaian tindakan sehari-hari Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak tepat dalam menjalani hidup ini .

Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala ASPEK atau sisi kehidupan kita , dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa Bagian sesuai dengan ASPEK atau sisi kehidupan manusianya Moral berasal dari bahasa Latin "Mos" yang juga berarti kebiasaan adat Secara etimologis , Moral sama dengan Etika yaitu nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang .

Magnis Suseno mengemukakan hal yang menjadi dasar norma moral untuk mengakui perbuatan baik atau buruk yaitu “Kebiasaan” .

Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung Dalam tahap pertama , individu-individu memfokuskan diri pada langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri Sebagai contoh , suatu tindakan tindakan salah secara moral bila orang yang melakukan penilaian Tahap dua dalam situasi apa untungnya buat saya , perilaku yang benar-benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya .
Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain , hanya sampai tahap bila kebutapiri ithengu itharu , seperti "kamu garuk punggungku , dan akan kugaruk juga punggungku Dalam tahap doa perhatian kepada oranglain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik Bagi mereka dari tahap dua , perspektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral .

Konvensional

Individual mau leadima consent atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan terhadap masyarakat peran yang dimilikinya . Penalaran tahap tiga penilaian moralitas dari suatu tindakan dengan konsekuensinya dalam bentuk hubungan antarpribadi , yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat , rasa terimakasih , dan aturan emas . Kepatuhan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini Idealisme utama syring menentukan apa yang benar dan apa yang salah , seperti dalam kasus-kasus fundamentalisme .

Bila seseorang melanggar hukum , maka ia salah secara moral , sehingga Celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena yang buruk dari yang baik .

Pasca-Konvensional

Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas Dalam tahap lima , individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda , dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan diberikan tanpa memihak Permasalahan yang tidak terlihat sebagai kerabat seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai peduli atau dihambat Aturan-aturan yang tidak mengakibatkan kesejahteraan sosial harus diubah bila perlu demi terpenuhinya sebanyak sebanyak-banyaknya orang .

Dalam hal ini ,pemerintahan yang demokratis tampak berlandaskan pada penalaran tahap lima Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan , dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil . Keputusan yang dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya hipotetis secara kondisional Hal ini dapat dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang menjadi orang lain , yang juga menentukan apa yang dilakukan bila benar .

Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan ini ada ,ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang konsisten Tampaknya orangutan sukar , kalaupun ADA , Yang can mencapai Tahap Enam Dari Model Kohlberg Suami .

Norma Umum

Norma ini aturan tentang baik-buruknya ,adil tidaknya tindakan dan prilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia .